Malas. Salah satu sifat yang dimiliki oleh semua orang. Tapi kadar kemalasannya berbeda-beda. Ada yang mempunyai sifat rajin lebih besar daripada malas. Dan ada pula yang malasnya over dosis. Kalau aku mungkin memliki kadar sifat sebesar ini: Rajin 40% dan Malas 60%. Wooh.. Lebih besar rasa malasnya. Hhaa.. Jadi kalau ada orang yang ngomong begini ke aku, “Wah, Cha-Cha kamu ternyata anak yang rajin!” Wajah tersenyum saja, tapi dalam hati bilang begini, “aku rajin? Emang bener? Kamar aja jarang dibersihkan.” (Oops, keceplosan)
Kira-kira kenapa orang bisa malas yah? Jangan-jangan itu keturunan dari gen orang tua! Yang papa atau mamanya malas, pasti anaknya juga malas (maaf ya itu hanya hipotesa sementara saya). Karena aku merasa sifat malas ku ini turunan dari mama aku. Kalau dibandingkan dengan papa, mama aku itu lebih malas. Tapi gak juga sih, terkadang mama aku juga rajin, rajin masak, rajin membersihkan rumah dan rajin nonton sinetron atau film Bollywood. Jadi dapat dipastikan hipotesa pertama saya telah GUGUR.
Terus kenapa donk? Apa karena kehendak Tuhan? Tapi gak mungkin deh kalau Allah sengaja memberikan sifat malas kepada hambanya. Apalagi ke orang baik hati, ramah tamah, dan tidak sombong, seperti aku ini. #Gubrak!!
*Berpikir… Berpikir keras ala Conan memecahkan kasus*
AHAA!! Aku tau!! Pasti karena kebiasaan. Ya! Karena aku membiasakan sifat malas tersebut. Aku membiarkan rasa malas itu mengendalikan kehidupanku. Membiarkan si malas itu tinggal di dalam tubuhku. Jadi aku nggak bisa berbuat apa-apa lagi kalau rasa malas sudah menyerang diriku. (Woalah.. bahasa gue berlebihan)
Padahal aku tau kalau terus membiarkan rasa malas itu, aku gak akan sukses. Aku gak akan meraih cita-citaku. Contoh kalau sukses dan cita itu gak mau dekat denganku kalau aku masih bergaul dengan si malas:
1. Aku gak mendapatkan nilai sempurna 100 di saat ulangan,malah lebih sering dapat 92, 95 atau 98. Karena aku MALAS memeriksa ulang jawabanku.
2. Aku gak bisa menjawab soal ulangan, langsung mati otak waktu melihat soal. Itu karena aku MALAS belajar.
3. Aku sering begadang mengerjakan tugas yang udah diberi dari 1 minggu yang lalu, sampai bangun kesiangan dan gak sempat sarapan. Karena aku MALAS kalau langsung mengerjakan tugas itu dan berpikiran masih ada waktu 1 minggu. Bahasa kerennya, DEADLINE.
Sebenarnya aku sudah gak mau berkenalan dengan rasa malas itu. Tapi dia selalu menggoda aku melakukan hal-hal yang lebih menarik. Mau mengerjakan PR, tiba-tiba si malas memberi ku komik Conan, PR gak jadi dikerjakan. Mau buat tugas presentasi, si malas menyuruh aku buat nonton video Jonas Brothers aja, presentasi gak selesai. Mau belajar buat ulangan, si malas membuat mata ku mengantuk dan ketiduran. Dan akhirnya melongo saja waktu melihat soal-soal ulangan. O.o
Rasa malas itu menghancurkan kehidupan ku!! Perlukah aku membuat sesajen agar kau pergi dari hidupku?? Membuat selamatan, yasinan 7 hari 7 malam?? Ah..sepertinya itu juga gak bisa. Yang bisa mengusir rasa malas itu cuma diriku sendiri. Aku sendiri yang harus berjuang agar tidak terpengaruh oleh si malas lagi! Oke.. You can do it, Cha!! You go girl!!
Eits, tapi jangan berpikir kalau aku ini orang yang sangat pemalas. Kan sudah kubilang di atas, kalau aku masih punya sifat rajin 40%. Terkadang kalau setan rajin sedang datang ke aku, aku bisa berubah menjadi anak yang sangat rajin. Kamar jadi super bersih. Isi rumah jadi rapi. Serta tugas dan PR udah selesai 1 minggu sebelum diberikan. #Lho?
Pokoknya selama kita melawan rasa malas itu, pasti semua pekerjaan kita jadi cepat selesai. Dan gak ada lagi istilah pemalas dalam diri kita. :D
ntar kalo kamu malas,
BalasHapuskeluar balon dari hidung mu tuu kea di gambar XD