Soal UTS Ilmu Budaya Dasar ~
1.
Untuk apa anda
belajar IBD?
2.
Pengertian
kebudayaan menurut para ahli & kesimpulan menurut anda sendiri!
3.
Pengertian
manusia dari berbagai sudut pandang!
4.
Pengertian
tentang cinta kasih!
Jawab:
1.
Ilmu budaya
dasar mengajarkan apa saja masalah-masalah yang ada tentang manusia dan
kebudayaanya (the humanities),
sehingga kita bisa lebih manusiawi, lebih berbudaya, dan lebih halus. Adapun tujuan kita
mempelajari ilmu budaya dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian, kepekaan,
dan wawasan pemikiran yang berkenaan dengan kebudayaan agar daya tangkap,
persepsi, dan penalaran mengenai lingkungan budaya menjadi lebih manusiawi dan
halus. Dengan penajaman kepekaan, kita bisa lebih mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi nantinya. Serta
kita juga dapat memperluas pandangan tentang masalah kemanusiaan dan budaya
serta mengembangkan daya kritis terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut
kedua hal tersebut.
2.
Menurut E. B. Taylor, kebudayaan ataupun yang
disebut peradaban, adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan
yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
R.
Linton, kebudayaan dapat
dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah
laku yang dipelajari, di mana unsure pembentuknya didukung dan diteruskan oleh
anggota masyarakat lainnya.
Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar.
Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi,
mengatakan bahwa kebudayaan adalah hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup
yang diciptakan oleh manusia.
Dawson, kebudayaan adalah cara hidup bersama.
Ki
Hajar Dewantara, kebudayaan
adalah buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat.
Mangunsarkoro, kebudayaan adalah segala yang bersifat hasil kerja
jiwa manusia dalam arti yang seluas-luasnya.
Jadi, kebudayaan adalah penciptaan,
penertiban, dan pengolahan nilai-nilai insani, tercakup di dalamnya usaha
memanusiakan diri di dalam alam lingkungan, baik fisik maupun sosial.
3.
Jika seseorang yang menitikberatkan pada
kemampuan manusia berpikir, memberi batasan tentang manusia sebagai “animal rasional,” “hayawan nathiq,” “hewan berpikir.” Mereka yang menitikberatkan pada
pembawaan kodrat manusia hidup bermasyarakat, memberi pengertian manusia adalah
“zoon politicon,” “homo socius,” “makhluk sosial.” Orang
yang menitikberatkan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup, memberi
pengertian manusia adalah “homo
economicus,” “makhluk ekonomi.” Bagi orang yang menitikberatkan pada
keistimewaan manusia menggunakan symbol-simbol, memberi pengertian manusia
adalah “animal symbolicum.”
(Cassirer, 1987:41). Sedangkan menurut orang yang memandang manusia adalah
makhluk yang selalu membuat bentuk-bentuk baru dari bahan-bahan alam untuk
mencukupkan kebutuhan hidupnya, memberi pengertian manusia adalah “homo faber,” dan yang menekankan pada
sisi teologis memberikan batasan manusia sebagai khalifatullah atau khalifah
fi al-ardhi.
Manusia diciptakan sebagai makhluk monodualistik,
yaitu sebagai individual dan sosial. Manusia sebagai makhluk berpribadi,
mempunyai fungsi terhadap diri pribadinya, sedangkan manusia sebagai anggota
masyarakat mempunyai fungsi terhadap masyarakat. Manusia sebagai makhluk yang
hidup di tengah-tengah alam, berfungsi memakmurkan dan memelihara alam
(khalifah). Akal fikiran yang dimiliki manusia merupakan modal utama guna
menjadi khalifah di dunia, akal fikiran inilah yang mampu membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk, serta menjadi kunci utama dalam membangun peradaban
yang lebih baik.
4.
Kata cinta,
selain mengandung unsure perasaan aktif, juga menyatakan tindakan yang aktif.
Pengertiannya sama dengan kasih sayang sehingga, kalau seseorang mencintai
orang lain, artinya orang tersebut berperasaan kasih sayang atau berperasaan
suka terhadap orang lain tersebut. Cinta memegang peranan yang penting dalam
kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan,
pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat
dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang
kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan
ikhlas, mengikuti perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Cinta seperti dikatakan dalam rangka perangai utama
mengandung kejujuran, amanat, dan keadilan. Apabila cinta seseorang telah
tumbuh, berarti orang itu mengandung hikmat yang menuntun dirinya kepada
kebenaran, kebajikan, dan pengorbanan.
Cinta tidak mudah diterangkan dan diilustrasikan
dengan kata-kata. Ia memiliki daya luar biasa pada diri manusia serta melekat
dengan kuat. Cinta dapat sekonyong-konyong muncul, dan hilang sama sekali, atau
terus tumbuh seperti cintanya orang tua terhadap anaknya sejak dilahirkan.
Cinta dapat dilukiskan dengan memberi, bukan meminta, sebagai dorongan mulia
untuk menyatakan eksistensi dirinya atau aktualisasi dirinya kepada orang lain.
Sumber
:
Ir.
M. Munandar Soelaeman, MS, Ilmu Budaya
Dasar, Suatu Pengantar, PT. Eresco, Bandung, 1988
Tidak ada komentar:
Posting Komentar